Desa Alewadeng adalah merupakan pemekaran dari Desa Akkotengeng yang dibentuk pada tahun 1994, sehingga muncullah nama Desa Alewadeng. Nama Alewadeng di ambil dari nama salah seorang sosok pahlawan dan pejuang membela Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir di Akkotengeng pada waktu itu. Desa Alewadeng adalah merupakan bahagian dari Kecamatan Sajoanging yang mana di wilayah Desa Alewadeng ini terdapat satu tempat /bukit tempat dimakamkan raja Sajoanging sehingga sal mula Sajoanging tersebut berada di Desa Alewadeng yang dulu disebut Desa Akkotengeng. Desa Alewadeng pada awal berdirinya yakni pada tahun 1994 terdiri dari 2 (dua) Dusun yaitu Dusun Toduma dan Dusun Benteng Luwu. Pejabat pertma selaku pemegang cambuk kepemimpinan di Desa Alewadeng ini yaitu Andi samaiyyo putra dari Petta Kalla yang merupakan keturunan Raja Akkotengeng. Pada tahun 1998 slah satu Dusun yang ada di Desa Alewadeng yaitu Dusun Toduma dimekarkan sehingga terbentuk Dusun Toduma dan Dusun Aluppange. Sehingga sampai saat ini Desa Alewadeng terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Toduma, Dusun Benteng Luwu dan Dusun Aluppange.
Desa Alewadeng menurut falsafah orang dulu yaitu “Mangkalungu ribuluE (Kebun), massulappe rigalungE (Sawah) mattoddang ritasiE (Laut) artinya Desa Alewadeng memiliki 3 potensi alam yang sangat mendukung mata pencaharian masyarakatnya yaitu Gunung untuk dikelola menjadi kebun, sawah yang menghasilkan padi (Beras) dan laut untuk sumber penghasilan ikan dan rumput laut
Desa Alewadeng berbatasan dengan :
- Utara : Desa Barangmamase
- Timur : Teluk Bone
- Selatan : Desa Padaelo dan Desa Akkotengeng
- Barat : Desa Salobulo